Aljabar
Jenis-jenis Aljabar
Aljabar dapat dipilah menjadi kategori berikut:
- Aljabar dasar, yang mencatat sifat-sifat operasi bilangan riil, menggunakan simbol sebagai "pengganti" untuk menandakan konstanta dan variabel, dan mempelajari aturan tentang ungkapan dan persamaan matematis yang melibatkan simbol-simbol tersebut.
- Aljabar abstrak, yang secara aksiomatis mendefinisikan dan menyelidiki struktur aljabar seperti kelompok matematika, cincin matematika dan matematika bidang.
- Aljabar linear, yang mempelajari sifat-sifat khusus ruang vektor (termasuk matriks).
- Aljabar universal, yang mempelajari sifat-sifat yang dimiliki semua struktur aljabar.
- Aljabar komputer, yang mengumpulkan manipulasi simbolis benda-benda matematis.
Pengertian bentuk aljabar
Bentuk-Bentuk seperti 2a , -5b, x3, 3p + 2q disebut bentuk aljabar.Pada bentuk aljabar 2a,
2
disebut koefisien, sedangkan a disebut variabel
(peubah).
Bentuk-bentuk aljabar
Persamaan dan pertidaksamaan linear
- Persamaan Linear Satu Variabel
Persamaan Linear Satu Variabel berarti persamaan pangkat
satu. Pada persamaan linear ini berlaku hukum : nononononononoooonononon#
Ruas kiri dan ruas kanan dapat dikalikan atau dibagi dengan bilangan yang sama.
Contoh : 1. r + 3 = 10
r + 3 - 3 = 10 - 3 (sama sama dikurangi
dengan bilangan yang sama yaitu 3)
r = 7
2. 3p = 12
3p / 3 = 12/3 (sama-sama dibagi dengan
bilangan yang sama yaitu 3)
p = 4
- Pertidaksamaan Linear satu variabel
Pertidaksamaan linear satu variabel berarti kalimat
terbuka yang memiliki tanda <,>, Pada persamaan linear berlaku hukum:
- Ruas Kiri dan kanan dapat ditambah, dikurangi, dikali, atau dibagi bilangan yang sama
- jika variabel bertanda minus, harus diganti menjadi positif dengan mengali bilangan negatif dan membalikan tanda
contoh : 1. 5v - 7 > 23
5v - 7 + 7 > 23 + 7
5v / 5 > 30 / 5
v > 6
2. -2a < 10
-2a / -2 > 10 / -2
a > -5
ALJABAR -
MATEMATIKA
A. BENTUK ALJABAR dan UNSUR-UNSURNYA
Bentuk ALJABAR adalah suatu bentuk matematika yang dalam penyajiannya memuat huruf-huruf untuk mewakili bilangan yang belum diketahui. Bentuk aljabar dapat dimanfaatkan untuk menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Hal-hal yang tidak diketahui seperti banyaknya bahan bakar minyak yang dibutuhkan sebuah bis dalam tiap minggu, jarak yang ditempuh dalam waktu tertentu, atau banyaknya makanan ternak yang dibutuhkan dalam 3 hari, dapat dicari dengan menggunakan aljabar.
A.
UNSUR - UNSUR ALJABAR
1. Variabel, Konstanta, dan Faktor
Perhatikan bentuk aljabar 5x + 3y
+ 8x – 6y + 9. Pada bentuk aljabar tersebut, huruf x dan y disebut variabel.
Variabel adalah lambang pengganti suatu bilangan yang belum diketahui nilainya
dengan jelas. Variabel disebut juga peubah. Variabel biasanya dilambangkan
dengan huruf kecil a, b, c, ..., z.
Adapun bilangan 9 pada bentuk
aljabar di atas disebut konstanta. Konstanta adalah suku dari suatu bentuk
aljabar yang berupa bilangan dan tidak memuat variabel. Jika suatu bilangan a
dapat diubah menjadi a = p X q dengan a, p, q bilangan bulat, maka p dan q
disebut faktor-faktor dari a.
Pada bentuk aljabar di atas, 5x
dapat diuraikan sebagai 5x = 5 X x atau 5x = 1 X 5x. Jadi, faktor-faktor dari
5x adalah 1, 5, x, dan 5x. Adapun yang dimaksud koefisien adalah faktor
konstanta dari suatu suku pada bentuk aljabar. Perhatikan koefisien
masing-masing suku pada bentuk aljabar 5x + 3y + 8x – 6y + 9. Koefisien pada
suku 5x adalah 5, pada suku 3y adalah 3, pada suku 8x adalah 8, dan pada suku
–6y adalah –6.
2. Suku
Sejenis dan Suku Tak Sejenis
a) Suku adalah variabel beserta koefisiennya atau konstanta pada bentuk aljabar yang dipisahkan oleh operasi jumlah atau selisih.
a) Suku adalah variabel beserta koefisiennya atau konstanta pada bentuk aljabar yang dipisahkan oleh operasi jumlah atau selisih.
Suku-suku sejenis adalah suku
yang memiliki variabel dan pangkat dari masing-masing variabel yang sama.
Contoh: 5x dan –2x, 3a2 dan a2, y dan 4y, ...
Suku tak sejenis adalah suku yang
memiliki variabel dan pangkat dari masing-masing variabel yang tidak sama.
Contoh: 2x dan –3x2, –y dan –x3, 5x dan –2y, ...
b) Suku satu adalah bentuk
aljabar yang tidak dihubungkan oleh operasi jumlah atau selisih. Contoh: 3x,
2a2, –4xy, ...
c) Suku dua adalah bentuk aljabar
yang dihubungkan oleh satu operasi jumlah atau selisih. Contoh: 2x + 3, a2 – 4,
3x2 – 4x, ...
d) Suku tiga adalah bentuk
aljabar yang dihubungkan oleh dua operasi jumlah atau selisih. Contoh: 2x2 – x
+ 1, 3x + y – xy, ...
Bentuk aljabar yang mempunyai
lebih dari dua suku disebut suku banyak.
B.
OPERASI HITUNG PADA ALJABAR
1.
Penjumlahan dan Pengurangan Bentuk Aljabar
Pada bentuk aljabar, operasi
penjumlahan dan pengurangan hanya dapat dilakukan pada suku-suku yang sejenis.
Jumlahkan atau kurangkan koefisien pada suku-suku yang sejenis.
2.
Perkalian
Perlu kalian ingat kembali bahwa
pada perkalian bilangan bulat berlaku sifat distributif perkalian terhadap
penjumlahan, yaitu a X (b + c) = (a X b) + (a X c) dan sifat distributif
perkalian terhadap pengurangan, yaitu a X (b – c) = (a X b) – (a X c), untuk
setiap bilangan bulat a, b, dan c. Sifat ini juga berlaku pada perkalian bentuk
aljabar.
3.
Perpangkatan
Coba kalian ingat kembali operasi
perpangkatan pada bilangan bulat. Operasi perpangkatan diartikan sebagai
perkalian berulang dengan bilangan yang sama. Hal ini juga berlaku pada
perpangkatan bentuk aljabar. Pada perpangkatan bentuk aljabar suku dua,
koefisien tiap suku ditentukan menurut segitiga Pascal. Misalkan kita akan
menentukan pola koefisien pada penjabaran bentuk aljabar suku dua (a + b)n,
dengan n bilangan asli.
Perhatikan uraian berikut:
Pada segitiga Pascal tersebut,
bilangan yang berada di bawahnya diperoleh dari penjumlahan bilangan yang
berdekatan yang berada di atasnya.
4.
Pembagian
Hasil bagi dua bentuk aljabar
dapat kalian peroleh dengan menentukan terlebih dahulu faktor sekutu
masing-masing bentuk aljabar tersebut, kemudian melakukan pembagian pada
pembilang dan penyebutnya.
5.
Substitusi pada Bentuk Aljabar
Nilai suatu bentuk aljabar dapat
ditentukan dengan cara menyubstitusikan sebarang bilangan pada
variabel-variabel bentuk aljabar tersebut.
6.
Menentukan KPK dan FPB Bentuk Aljabar
Coba kalian ingat kembali cara
menentukan KPK dan FPB dari dua atau lebih bilangan bulat. Hal itu juga berlaku
pada bentuk aljabar. Untuk menentukan KPK dan FPB dari bentuk aljabar dapat
dilakukan dengan menyatakan bentuk-bentuk aljabar tersebut menjadi perkalian
faktor-faktor primanya. Perhatikan contoh berikut:
C.
PECAHAN BENTUK ALJABAR
1.
Menyederhanakan Pecahan Bentuk Aljabar
Suatu pecahan bentuk aljabar
dikatakan paling sederhana apabila pembilang dan penyebutnya tidak mempunyai
faktor persekutuan kecuali 1, dan penyebutnya tidak sama dengan nol. Untuk
menyederhanakan pecahan bentuk aljabar dapat dilakukan dengan cara membagi
pembilang dan penyebut pecahan tersebut dengan FPB dari keduanya.
2.
Operasi Hitung Pecahan Aljabar dengan Penyebut Suku Tunggal
a.
Penjumlahan dan pengurangan
Pada bab sebelumnya, kalian telah
mengetahui bahwa hasil operasi penjumlahan dan pengurangan pada pecahan
diperoleh dengan cara menyamakan penyebutnya, kemudian menjumlahkan atau
mengurangkan pembilangnya. Kalian pasti juga masih ingat bahwa untuk menyamakan
penyebut kedua pecahan, tentukan KPK dari penyebut-penyebutnya. Dengan cara yang
sama, hal itu juga berlaku pada operasi penjumlahan dan pengurangan bentuk
pecahan aljabar. Perhatikan contoh berikut:
b. Perkalian dan pembagian
Perkalian pecahan aljabar tidak jauh berbeda dengan perkalian bilangan pecahan. Perhatikan contoh berikut:
Perkalian pecahan aljabar tidak jauh berbeda dengan perkalian bilangan pecahan. Perhatikan contoh berikut:
c.
Perpangkatan pecahan bentuk aljabar
Operasi perpangkatan merupakan
perkalian berulang dengan bilangan yang sama. Hal ini juga berlaku pada
perpangkatan pecahan bentuk aljabar. Perhatikan contoh berikut:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar